Sejarah Punden Nyi Krandeg Srisik

November 18, 2015
Wisata mistik kali ini akan sedikit membahas tentang punden atau makam Nyi Krandeg Srisik yang berlokasi di dusun Krandegan, desa Kalisemo, kecamatan Loano dan masih termasuk peta wilayah kabupaten Purworejo. Punden Nyi Krandeg Srisik adalah terkait dengan asal-usul atau sejarah munculnya desa Krandegan, dan juga masih terkait dengan punden perigi di desa Banyuurip, Purworejo. Sebab, Nyi Krandeg Srisik masih ada keterkaitan dengan Raden Joyokusumo dimana mereka pernah hidup di jaman Majapahit pada era Brawijaya ke 5.

Sebetulnya, tujuanku dolan ke desa Kalisemo adalah untuk meliput tentang candi wurung ( candi gagal ) yang ada di dusun Candi yang masih tetangga dengan dusun Krandegan, kecamatan Loano. Akan tetapi, bentuk bangunan candi tidak nampak karena masih ada di dalam tanah dan belum dipugar sehingga hanya nampak batu-batu gepeng dan gundukan tanah yang mengelilingi area candi. Selain itu, area candi berada di rimbunan pohon bambu dan di area perkebunan penduduk sehingga aku merasa kesulitan untuk mengambil gambar. Akhirnya, aku balik arah menuju punden Nyi Krandeg Srisik untuk meliput.


Untuk melengkapi data dan informasi terkait makam Nyi Krandeg Srisik, aku menemui tetua kampung Krandegan yaitu Bapak Haji Sucipto yang menurut warga sekitar bahwa beliau adalah orang yang paling tahu tentang sejarah Nyi Krandeg. Akan tetapi, aku tidak mendapat informasi yang cukup sehingga aku harus balik arah menuju pulang dan hanya membawa sedikit informasi. Akhirnya, aku mampir ke rumah bapak RH Oteng Suherman untuk mandapat tambahan informasi terkait, siapakah nama asli dan asal-usul Nyi Krandeg Srisik ?

Pada jaman dulu, gerombolan p3ramp0k dari daerah Tidar ( saat itu nama kota Magelang adalah Tidar ) menyerang Kadipaten Loano. Pada saat itu, Kadipaten Loano dipimpin oleh Adipati Anden. Karena kesaktian yang dimiliki oleh para p3ramp0k Tidar, pasukan dari kadipaten loano mengalami kekalahan saat berperang dengan gerombolan p3ramp0k. Akhirnya, muncul seorang pemuda gagah yang masih ada hubungan famili dengan Adipati Loano yang bernama Raden Simbarjoyo. Dengan kesaktian dan kecerdasan nya, Raden Simbarjoyo beserta pasukan nya sanggup mengalahkan dan bahkan memb*nuh pemimpin dari p3ramp0k Tidar. Tak hanya itu, gerombolan p3ramp0k semua habis dib*nuh oleh pasukan dari Raden Simbarjoyo.

Berita tentang kesaktian Raden Simbarjoyo didengar oleh Raja Majapahit dan mempunyai niat untuk mengawinkan putri nya yang bernama Dewi Marlangin dengan Raden Simbarjoyo. Salah satu politik untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan dari Kerajaan Majapahit adalah menikahkan putra-putri mereka dengan Kerajaan-kerajaan tetangga, dan ini sudah menjadi tradisi para raja-raja di Jawa saat itu. Akhirnya, diutus rombongan pasukan Majapahit yang lengkap dengan senjata, untuk mengantar sang putri Marlangin melamar Raden Simbarjoyo.

Karena sudah punya kekasih hati, Raden Simbarjoyo menolak pinangan dari Raja Majapahit namun pantang bagi pasukan Majapahit untuk pulang tanpa membawa hasil. Akhirnya, terjadilah perang antara pasukan Simbarjoyo dengan pasukan Majapahit. Karena kalah jumlah dan senjata, pasukan Simbarjoyo mengalami kekalahan sehingga mereka melarikan diri. Dewi Marlangin merasa sangat kecewa dan sakit hati karena penolakan dari Raden Simbarjoyo. Padahal, Dewi Marlangin telah jatuh hati dengan ketampanan dan kegagahan Raden Simbarjoyo.

Dengan perasaan sangat kecewa, akhirnya Dewi Marlangin melakukan b*nuh diri. Saat membawa pulang jenasah putri Marlangin kembali ke kerajaan Majapahit, salah satu pengasuh kaputren ( keputrian ) yang bernama Nyi Srisik, mengalami kesandung dan jatuh dari punthuk ( semacam bukit ) dan meninggal dunia yang akhirnya dia dimakamkan di area tersebut. Karena kesetiaan dan dharma bakti terhadap sang putri, akhirnya makam tersebut diberi nama Punden Nyi Krandeg Srisik, dimana krandeg memiliki arti adalah berhenti mendadak. Tak hanya itu, area tempat makam Nyi Krandeg juga dinamakan dusun Krandegan. Selain sebagai seorang pengasuh kaputren yang setia, Nyi Krandeg Srisik juga seorang prajurit wanita di Kerajaan Majapahit.

Cerita warga dusun Krandegan


Saat aku masuk ke dalam bangunan punden, aku terkejut melihat makam Nyi Krandeg karena bentuk makam tidak biasa seperti pada umumnya. Makam Nyi Krandeg berupa gundukan tanah berwarna hitam yang sudah ditumbuhi lumut. Selain itu, makam Nyi Krandeg berada di lokasi pemakaman warga dan banyak ditumbuhi pepohonan tua yang mungkin sudah berumur ratusan bahkan ribuan tahun sehingga menambah suasana angker. Agar supaya lebih jelas, silakan anda menonton koleksi videoku yang sudah saya upload

Kemudian aku bertanya pada Pak Haji Sucipto, beliau mengatakan :

" Gundukan tanah di area makam Nyi Krandeg adalah kayu yang sudah menjadi tanah. Mengenai kejadian-kejadian yang aneh di sekitar makam, itu terjadi hanya pada hari-hari tertentu dan tidak bisa ditebak kapan hal itu terjadi. Pada hari-hari tertentu, banyak warga di sini dan tetangga desa mendengar suara-suara kaki dan ringkikan kuda, seperti ada rombongan pasukan yang sedang berjalan.

Ada beberapa peziarah yang datang ke sini untuk memuja Nyi Krandeg, namun kami tidak tahu kapan mereka datang. Kami hanya mendapatkan sisa bakaran dupa dan kemenyan pada pagi hari, lalu salah seorang warga kami yang membersihkan "

Dalam hati aku berguman, mungkin tempat ini cocok untuk uji nyali dari rombongan Mister Tukul untuk jalan-jalan di makam Nyi Krandeg Srisik. Mungkin saja beliau berminat untuk melakukan syuting film. He..he..he. Salam !

0 Comments