2 Hari sebelum saya wisata mengunjungi makam tua dan sangat dikeramatkan di daerah Jumprit, Ngadirejo, Temanggung, 2 malam pula saya sulit untuk tidur. Sering timbul rasa ragu dalam hati, apakah saya mampu berdamai dengan kera-kera penghuni makam. Menurut cerita teman, kera-kera di jumprit sangat banyak dan liar, sedangkan saya sendiri agak takut bertemu dengan hewan-hewan liar tersebut.
Banyak kejadian yang menceritakan tentang seseorang pengunjung yang dikeroyok oleh gerombolan kera, entah karena sebab apa masih belum jelas. Namun saya berkesimpulan, jika kita tenang dan tidak mengawali berbuat salah maka binatang apapun tak kan mulai dulu menyerang. Saya mencoba mengajak beberapa teman namun semua tak mau dan menolak dengan alasan takut. Akhirnya dengan tekad dan yakin pada diri sendiri, saya optimis dan mampu untuk menghadapinya sendiri. Akhirnya, minggu tanggal 25 oktober 2015, jam 08.00 pagi saya nekat pergi ke Jumprit.
Dengan bekal bloknote, pulpen, HP jadul, dan dompet plus isinya, saya pergi sendiri wisata ke Makam keramat Jumprit. Pamitan sama Ibu adalah suatu kewajiban yang tak boleh di langgar dan tak lupa meminta doa serta restu agar selamat dan berhasil dalam setiap tindakan. Kulajukan sepeda motorku kearah bakul bensin, lalu kupenuhi bensin ditangki motor Revo butut keluaran th 2008 di POM Bensin Sumber, hanya dengan modal Rp 20.000 sudah full tank. Sampai di Bunderan Sukorejo, perut baru terasa lapar setelah membaca tulisan " Warung Makan Luwes ". Setelah perut terisi sepiring nasi plus teh anget 1 gelas, saya melanjutkan perjalanan.
Perjalanan wisata dari Sukorejo - Jumprit dengan jarak +/- 35 km dipenuhi pemandangan indah meski jalan raya agak kurang lebar. Sesekali mataku silau akibat pancaran sinar matahari karena memang arah ke Jumprit adalah ke timur. Mungkin kaca helm perlu diganti dengan kaca yang gelap agar sedikit mengurangi efek cahaya, namun itu tak perlu sebab saya sering melakukan perjalanan malam.
Sampai di Ngadirejo, kulihat arloji menunjukkan pukul 08.45. Kulajukan lagi sepeda motorku ke arah target, 5 km lagi sampai di Makam Keramat Jumprit. Kondisi jalan dari Ngadirejo ke lokasi Jumprit adalah menanjak, namun perjalanan sangat mengasikkan karena dipenuhi dengan pemandangan sangat indah. Jika anda punya sempat atau sedikit meluangkan waktu, mainlah ke sini, Anda bisa melihat keindahan panorama dibawah gunung Sindoro dan gunung Perahu. Seperti lukisan terindah tapi nyata.
Sampai di tikungan terakhir, nampaklah rimbunan pohon yang rindang, dibawahnya ada sebuah rumah loket kecil. Tiket masuk ke makam dibandrol sangat murah, cuma Rp 5.000 jika Anda hanya ingin cuci mata dan menikmati pemandangan atau sekedar berfoto-foto bersama kera-kera liar, atau ingin narcis di area pemujaan. Namun, Anda akan dikenai biaya Rp 10.000 jika Anda ingin masuk ke ruang kamar Makam untuk ziarah atau untuk beberapa kepentingan pribadi.
Banyak kejadian yang menceritakan tentang seseorang pengunjung yang dikeroyok oleh gerombolan kera, entah karena sebab apa masih belum jelas. Namun saya berkesimpulan, jika kita tenang dan tidak mengawali berbuat salah maka binatang apapun tak kan mulai dulu menyerang. Saya mencoba mengajak beberapa teman namun semua tak mau dan menolak dengan alasan takut. Akhirnya dengan tekad dan yakin pada diri sendiri, saya optimis dan mampu untuk menghadapinya sendiri. Akhirnya, minggu tanggal 25 oktober 2015, jam 08.00 pagi saya nekat pergi ke Jumprit.
Dengan bekal bloknote, pulpen, HP jadul, dan dompet plus isinya, saya pergi sendiri wisata ke Makam keramat Jumprit. Pamitan sama Ibu adalah suatu kewajiban yang tak boleh di langgar dan tak lupa meminta doa serta restu agar selamat dan berhasil dalam setiap tindakan. Kulajukan sepeda motorku kearah bakul bensin, lalu kupenuhi bensin ditangki motor Revo butut keluaran th 2008 di POM Bensin Sumber, hanya dengan modal Rp 20.000 sudah full tank. Sampai di Bunderan Sukorejo, perut baru terasa lapar setelah membaca tulisan " Warung Makan Luwes ". Setelah perut terisi sepiring nasi plus teh anget 1 gelas, saya melanjutkan perjalanan.
Selamat Datang Di wisata Keramat Jumprit
Perjalanan wisata dari Sukorejo - Jumprit dengan jarak +/- 35 km dipenuhi pemandangan indah meski jalan raya agak kurang lebar. Sesekali mataku silau akibat pancaran sinar matahari karena memang arah ke Jumprit adalah ke timur. Mungkin kaca helm perlu diganti dengan kaca yang gelap agar sedikit mengurangi efek cahaya, namun itu tak perlu sebab saya sering melakukan perjalanan malam.
Sampai di Ngadirejo, kulihat arloji menunjukkan pukul 08.45. Kulajukan lagi sepeda motorku ke arah target, 5 km lagi sampai di Makam Keramat Jumprit. Kondisi jalan dari Ngadirejo ke lokasi Jumprit adalah menanjak, namun perjalanan sangat mengasikkan karena dipenuhi dengan pemandangan sangat indah. Jika anda punya sempat atau sedikit meluangkan waktu, mainlah ke sini, Anda bisa melihat keindahan panorama dibawah gunung Sindoro dan gunung Perahu. Seperti lukisan terindah tapi nyata.
Sampai di tikungan terakhir, nampaklah rimbunan pohon yang rindang, dibawahnya ada sebuah rumah loket kecil. Tiket masuk ke makam dibandrol sangat murah, cuma Rp 5.000 jika Anda hanya ingin cuci mata dan menikmati pemandangan atau sekedar berfoto-foto bersama kera-kera liar, atau ingin narcis di area pemujaan. Namun, Anda akan dikenai biaya Rp 10.000 jika Anda ingin masuk ke ruang kamar Makam untuk ziarah atau untuk beberapa kepentingan pribadi.
0 Comments