Kenapa bisa dikatakan taman wisata alam air terjun curug sewu di Sukorejo, padahal kalimat yang benar adalah air terjun curug sewu di Patean ? Kontroversi nama perihal wana wisata di desa Curug Sewu ini sering menyebabkan perdebatan antara warga Sukorejo dengan warga Patean. Sebenarnya, posisi alamat yang paling benar terkait obyek wana wisata alam air terjun adalah di desa Curug Sewu, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
Jadi, sebutan yang benar dan tepat adalah curug sewu Patean, bukan curug sewu Sukorejo. Tetapi secara umum, orang lebih mengenal nama Sukorejo ketimbang menggunakan nama Patean, karena, kecamatan Sukorejo adalah pusat keramaian yang berada di posisi strategis ketimbang beberapa kecamatan lainnya semisal kecamatan Patean ataupun kecamatan Pageruyung.
Selain itu, orang-orang dari luar kota lebih mengambil jurusan ke Sukorejo ketimbang ke Patean ketika mereka ingin berwisata ke taman air terjun curug sewu, karena, Sukorejo adalah jalur utama ketika para wisatawan hendak mengunjungi curug sewu. Nama curug sewu juga di pakai oleh beberapa bus jurusan Sukorejo - Semarang, yaitu bus Curug Sewu Jaya sehingga orang-orang lebih mengenal air terjun di desa Curug Sewu dengan sebutan " Curug Sewu Sukorejo " ketimbang mengucapkan kalimat " Curug Sewu Patean ". Satu lagi, orang-orang se Pulau Jawa belum tentu kenal dengan sebutan kota "Sukorejo atau Patean", akan tetapi ketika disebut nama " curug sewu Sukorejo Kendal ", maka mereka akan lebih mengenalnya, atau bisa disimpulkan bahwa nama kota Sukorejo lebih dikenal dan terkenal dengan Curug Sewunya
Jika anda berniat untuk wisata ke taman air terjun curug sewu dengan naik kendaraan umum, maka langkah pertama adalah mengambil jurusan Kota Sukorejo meskipun anda berasal dari kota mana pun. Sampai di terminal Sukorejo, anda bisa naik angkudes ( angkutan pedesaan ) yang langsung menuju arah ke jalur desa Curug Sewu. Jika anda dari arah timur semisal kota Magelang atau kota Temanggung, anda cukup berhenti di perempatan desa Belimbing, disitu banyak kopada atau angkudes yang menuju jalur ke desa Curug Sewu.
Jika anda ingin berkendara sendiri semisal naik sepeda motor atau memakai mobil pribadi yang dari arah utara semisal dari Semarang, Demak, Kudus, Pekalongan dll, Anda harus berhenti di pertigaan kota Weleri, disitu ada papan penunjuk jalan menuju kota Sukorejo dan taman air terjun curug sewu. Setelah sampai di kota Sukorejo, anda harus mengambil arah menuju Temanggung, yaitu di posisi alun-alun bunderan kota Sukorejo yang sebelah timur untuk mengambil jurusan ke perempatan desa Belimbing. Jarak antara bunderan Sukorejo ke perempatan desa Belimbing adalah sekitar 2 km, sedang jarak dari perempatan desa Blimbing ke Curug Sewu adalah sekitar 5 km.
Taman wana wisata air terjun di desa Curug Sewu merupakan air terjun yang tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian kurang lebih 80 meter. Arus sungai curug sewu merupakan arus dari beberapa sungai yaitu sungai Butuh, Sungai Mangun sari, dan arus sungai Kali Lumpang. Arus sungai curug sewu termasuk arus sungai yang cukup deras sehingga menjadi peringatan untuk warga sekitar desa Curug sewu ketika datang musim penghujan.
Jika datang musim penghujan, pihak pengelola taman curug sewu akan melarang para pengunjung untuk turun ke air terjun di posisi paling bawah, sebab selain curah air yang besar dan menimbulkan kabut uap air yang tebal, juga sering terjadi banjir. Jika anda hendak turun ke air terjun bagian bawah, anda harus melihat situasi yang aman. Anda harus menggunakan ratusan hingga ribuan langkah ketika hendak turun ke area dasar air terjun, dan anda harus mengeluarkan energi besar ketika hendak naik lagi menuju gardu pandang. Tarip untuk turun ke bawah wana wisata dibandrol cuma Rp 3.500,-
Ada cerita rakyat mengenai grojogan sewu atau lebih dikenal dengan sebutan curug sewu, dimana dibagian dasar air terjun terdapat sebuah batu besar dengan bentuk seperti tempat duduk. Menurut mitos, batu tersebut pernah di pakai untuk bertapa oleh Prabu Baladewa atau Kakrasana atas perintah Prabu Kresna, sebab saat itu tak ada lawan tanding untuk Prabu Baladewa ketika terjadi perang Baratayuda, yang kemudian Prabu Baladewa menjadi muksa ( hilang ) setelah bertapa di grojogan sewu, dongeng ini yang sering didengungkan oleh para dalang di pewayangan.
Ada mitos lagi, pada bagian dalam di dasar air terjun, ada sebuah goa yang tembus hingga Kota Boja, namun hingga saat ini belum terbukti secara ilmiah terkait hal itu. Saat ini, taman wisata alam curug sewu dikelola oleh KPH Perhutani Kabupaten Kendal.
Jadi, sebutan yang benar dan tepat adalah curug sewu Patean, bukan curug sewu Sukorejo. Tetapi secara umum, orang lebih mengenal nama Sukorejo ketimbang menggunakan nama Patean, karena, kecamatan Sukorejo adalah pusat keramaian yang berada di posisi strategis ketimbang beberapa kecamatan lainnya semisal kecamatan Patean ataupun kecamatan Pageruyung.
Selain itu, orang-orang dari luar kota lebih mengambil jurusan ke Sukorejo ketimbang ke Patean ketika mereka ingin berwisata ke taman air terjun curug sewu, karena, Sukorejo adalah jalur utama ketika para wisatawan hendak mengunjungi curug sewu. Nama curug sewu juga di pakai oleh beberapa bus jurusan Sukorejo - Semarang, yaitu bus Curug Sewu Jaya sehingga orang-orang lebih mengenal air terjun di desa Curug Sewu dengan sebutan " Curug Sewu Sukorejo " ketimbang mengucapkan kalimat " Curug Sewu Patean ". Satu lagi, orang-orang se Pulau Jawa belum tentu kenal dengan sebutan kota "Sukorejo atau Patean", akan tetapi ketika disebut nama " curug sewu Sukorejo Kendal ", maka mereka akan lebih mengenalnya, atau bisa disimpulkan bahwa nama kota Sukorejo lebih dikenal dan terkenal dengan Curug Sewunya
Rute perjalanan ke Curug Sewu yang benar
Jika anda berniat untuk wisata ke taman air terjun curug sewu dengan naik kendaraan umum, maka langkah pertama adalah mengambil jurusan Kota Sukorejo meskipun anda berasal dari kota mana pun. Sampai di terminal Sukorejo, anda bisa naik angkudes ( angkutan pedesaan ) yang langsung menuju arah ke jalur desa Curug Sewu. Jika anda dari arah timur semisal kota Magelang atau kota Temanggung, anda cukup berhenti di perempatan desa Belimbing, disitu banyak kopada atau angkudes yang menuju jalur ke desa Curug Sewu.
Jika anda ingin berkendara sendiri semisal naik sepeda motor atau memakai mobil pribadi yang dari arah utara semisal dari Semarang, Demak, Kudus, Pekalongan dll, Anda harus berhenti di pertigaan kota Weleri, disitu ada papan penunjuk jalan menuju kota Sukorejo dan taman air terjun curug sewu. Setelah sampai di kota Sukorejo, anda harus mengambil arah menuju Temanggung, yaitu di posisi alun-alun bunderan kota Sukorejo yang sebelah timur untuk mengambil jurusan ke perempatan desa Belimbing. Jarak antara bunderan Sukorejo ke perempatan desa Belimbing adalah sekitar 2 km, sedang jarak dari perempatan desa Blimbing ke Curug Sewu adalah sekitar 5 km.
Deskripsi singkat air terjun di desa Curug Sewu
Taman wana wisata air terjun di desa Curug Sewu merupakan air terjun yang tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian kurang lebih 80 meter. Arus sungai curug sewu merupakan arus dari beberapa sungai yaitu sungai Butuh, Sungai Mangun sari, dan arus sungai Kali Lumpang. Arus sungai curug sewu termasuk arus sungai yang cukup deras sehingga menjadi peringatan untuk warga sekitar desa Curug sewu ketika datang musim penghujan.
Jika datang musim penghujan, pihak pengelola taman curug sewu akan melarang para pengunjung untuk turun ke air terjun di posisi paling bawah, sebab selain curah air yang besar dan menimbulkan kabut uap air yang tebal, juga sering terjadi banjir. Jika anda hendak turun ke air terjun bagian bawah, anda harus melihat situasi yang aman. Anda harus menggunakan ratusan hingga ribuan langkah ketika hendak turun ke area dasar air terjun, dan anda harus mengeluarkan energi besar ketika hendak naik lagi menuju gardu pandang. Tarip untuk turun ke bawah wana wisata dibandrol cuma Rp 3.500,-
Mitos tentang curug sewu
Ada cerita rakyat mengenai grojogan sewu atau lebih dikenal dengan sebutan curug sewu, dimana dibagian dasar air terjun terdapat sebuah batu besar dengan bentuk seperti tempat duduk. Menurut mitos, batu tersebut pernah di pakai untuk bertapa oleh Prabu Baladewa atau Kakrasana atas perintah Prabu Kresna, sebab saat itu tak ada lawan tanding untuk Prabu Baladewa ketika terjadi perang Baratayuda, yang kemudian Prabu Baladewa menjadi muksa ( hilang ) setelah bertapa di grojogan sewu, dongeng ini yang sering didengungkan oleh para dalang di pewayangan.
Ada mitos lagi, pada bagian dalam di dasar air terjun, ada sebuah goa yang tembus hingga Kota Boja, namun hingga saat ini belum terbukti secara ilmiah terkait hal itu. Saat ini, taman wisata alam curug sewu dikelola oleh KPH Perhutani Kabupaten Kendal.
0 Comments